Senin, 03 Februari 2014

(titik-titik)

Tuhan,
Maafkan atas arogansi saya. Saya terlalu angkuh karena meminta untuk  memutar balikkan waktu. Padahal saya sadar betul, ada setitik dan setetes kebahagiaan lain dari sudut pandang yang berbeda.


Maafkan saya, Tuhan.
Saya bahkan tidak sadar bahwa ternyata kebahagiaan itu just as simple as "bersyukur atas apa yang dimiliki".


Tegur saya lagi, Tuhan. 
Saya bahagia merasakan teguran yang menampar saya atas kesalahan yang saya perbuat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar